Langsung ke konten utama

SDM Tinggi

Saat itu saya sedang iseng scroll Tiktok ada video dari seorang guru yang sedang menyemangati muridnya lagi ujian dan mengingatkan untuk tidak nyontek/curang. Isi komentarnya bikin saya kesal dan tertawa secara bersamaan karena secara tidak sadar mereka menunjukan ketidakmampuan mereka bersaing secara jujur dan adil. Isi komentarnya kurang lebih seperti ini: 

- Tapi Pak, guru lebih menghargai nilai daripada kejujuran
- Nyatanya nilai tinggi itu dihargai guru dari pada nilai yang kecil tapi hasil kejujuran

Sumber video yang saya tonton bawah ini: https://www.tiktok.com/@pakguruwibu/video/7444557988943203639

Dan masih banyak lagi yang intinya mereka lebih memilih ikut-ikut teman mereka yang nyontek. Padahal kita semua tahu sistem pendidikan kita begitu memandang tinggi sebuah nilai. Maka belajar yang rajin dan cari metode belajar yang tepat agar mudah, bukan milih pilihan yang mudah dan instan seperti nyontek karena teman-temanmu nyontek. Jika seperti itu mereka yang menyontek tidak ada bedanya dengan pejabat yang korup sama caleg yang menghalalkan segala cara untuk duduk di kursi dewan.

Saya penasaran bagaimana cara mereka mengambil sebuah keputusan. Bagaimana cara mereka berfikirnya anak-anak zaman sekarang ini. Salah tetap salah walau pun dilakuin banyak orang. Kejujuran dan tanggung jawab itu budi pekerti paling luhur sebagai manusia.

Dari pengalaman saya dari SD sampe SMA saya tidak pernah turun ranking dari 5 besar. Apa karena saya pinter? Tidak juga. Menurut saya karena persaingan di kelas itu hampir tidak ada. Mereka sekolah yang penting sekolah dan nilai lolos KKM. Saya? Saya lakuin semua yang perlu dilakuin sebagai siswa. Dan mungkin karena di zaman saya sekolah distraksinya tidak seberat yang dialami anak sekarang saya cukup paham. Dulu saja anak-anak paling ya main facebook saja. Saya juga paham dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat apa-apa orang sekarang inginnya instan. Mereka sampai lupa gimana nikmatin proses. Apalagi sosial media yang kadang malah dijadikan tolak ukur mereka bukannya diri mereka sendiri.

Menurut saya untukmu yang masih pelajar kurangin main games sama main sosmed yang berlebihan. Buang-buang waktumu. Kalau kamu tidak bisa hasilin uang dari hal itu lebih baik diskip. Have fun boleh cuma ingat waktu aja. Mending buat baca buku, ikut organisasi, les tambahan sama hal-hal ngasih manfaat nyata buat hidup. Sekian, adiosss.  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kamis Putih

     Setelah sekian lama tidak mencintai siapapun. Pada akhirnya aku jatuh cinta kembali. Dia lemah lembut, baik, berwawasan dan manis. aku cukup sadar diri, tidak ada hal yang istimewa di diriku. Aku selalu berharap yang terbaik untuk dirinya.        Hari ini dia cantik sekali, memakai dress putih selutut yang sangat cocok dengan tubuhnya yang mungil. Hari ini adalah perayaan Kamis Putih, dia menghampiriku. Dia menanyakan di mana ayahnya. Tentu saja kuberi tahu arahnya. Aku pikir dia sangat cantik. Beberapa gadis yang aku temui di masa lalu, mereka juga cantik, namun dia istimewa di mataku. Mungkin itu karena aku sedang kasmaran bukan?      Aku tidak pernah sekali pun menyesali pernah menyukai dirinya. Pada akhirnya ada hal baik yang aku terima. Seperti merubah hal diri lebih baik mungkin. Pada akhirnya saat sebelum memutuskan untuk tidak menghubunginya aku berharap bisa mengatakan sedalam apa perasaanku padanya. Namun ya sudah. Nasi su...

Sebuah Review dari Totto-Chan: The Little Girl at the Window

Di sini gw mau share pengalaman gw baca buku ini dan adaptasinya ke anime. Judul: Totto-Chan: The Little Girl at the Window Penulis: Tetsuko Kuroyanagi Genre: Literatur anak-anak, Autobiografi, Biografi, Fiksi Autobiografi Bahasa: Jepang Sinopsis: Buku ini dimulai ketika ibu dari Totto-chan mengetahui kabar bahwa putrinya dikeluarkan dari sekolah negeri. Ibu Totto-chan menyadari bahwa Totto-chan membutuhkan sekolah yang tidak membatasi kebebasan berekspresi. Dia kemudian mengajak Totto-chan untuk bertemu kepala sekolah di sekolah yang baru, Pak Kobayashi. Mulai saat itu, pertemanan terbentuk antara kepala sekolah dan muridnya. Buku ini berlanjut untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang dialami Totto-chan, teman-temannya, pelajaran-pelajaran yang diterimanya, dan atmosfer hangat yang ia hirup. Buku ini ditutup dengan peristiwa dimana Tomoe Gakuen terkena bom dari pesawat pembom dan sekolah ini tidak pernah dibangun kembali. Peristiwa ini mengakhiri tahun-tahun Totto-chan sebagai mur...